Kanker Kolorektal Pada Anak Gen Z, Ini Gejala Dan Penyebabnya

Kanker Kolorektal Pada Anak Gen Z, Kanker kolorektal atau kanker yang terjadi pada usus besar atau rektum tercatat semakin meningkat khususnya pada anak muda termasuk generasi Z. Dosen Fakultas Kedokteran IPB University dr. Sulpiana, M.Biomed mengungkapkan faktor genetik dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab utama tingginya risiko penyakit ini di usia muda.

Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal, yang meliputi kanker pada usus besar dan rektum, umumnya dianggap sebagai penyakit yang lebih sering menyerang orang dewasa, terutama yang berusia lanjut. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak kasus kanker kolorektal pada anak Gen Z (kelahiran 1997–2012) yang terdeteksi. Tren ini menunjukkan peningkatan yang cukup mengkhawatirkan, dan penting untuk memahami gejala, penyebab, serta upaya pencegahan kanker kolorektal di kalangan anak-anak dan remaja.

Apa Itu Kanker Kolorektal?

Kanker kolorektal merujuk pada pertumbuhan sel kanker yang terjadi di bagian usus besar (kolon) atau rektum. Kanker ini berkembang ketika sel-sel yang seharusnya tumbuh dan mati secara teratur mulai berkembang secara abnormal dan membentuk massa atau tumor. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, kanker kolorektal dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Penyakit ini lebih sering terjadi pada orang dewasa, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, prevalensinya di kalangan anak Gen Z semakin meningkat.

Gejala Kanker Kolorektal pada Anak Gen Z

Gejala kanker kolorektal pada anak-anak atau remaja tidak selalu mudah dikenali, karena dapat mirip dengan gangguan pencernaan ringan yang sering dialami oleh remaja. Namun, ada beberapa tanda yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Perubahan pada pola buang air besar (BAB): Anak atau remaja yang mengalami kanker kolorektal bisa mengalami diare atau sembelit yang tidak biasa atau berlangsung lama.
  • Pendarahan dari rektum: Adanya darah dalam tinja atau saat buang air besar merupakan tanda yang umum.
  • Nyeri perut: Rasa sakit atau kram perut yang tidak bisa dijelaskan dan tidak membaik dengan pengobatan umum.
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan: Kehilangan berat badan yang drastis tanpa perubahan pola makan atau aktivitas fisik.
  • Kelelahan ekstrem: Anak-anak atau remaja yang mengalami kanker kolorektal mungkin merasa sangat lelah meskipun cukup tidur atau beristirahat.
  • Mual dan muntah: Gejala ini bisa disertai dengan perasaan kenyang yang berlebihan setelah makan sedikit saja.

Jika gejala-gejala ini berlangsung lebih dari beberapa minggu, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab Kanker Kolorektal pada Anak Gen Z

Meskipun penyebab pasti kanker kolorektal pada anak-anak dan remaja masih belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker ini:

  • Faktor genetik: Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit  kolorektal atau sindrom genetik seperti FAP (Familial Adenomatous Polyposis) atau Lynch Syndrome dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit kolorektal.
  • Pola makan tidak sehat: Diet yang tinggi lemak, rendah serat, dan banyak mengonsumsi makanan olahan dapat berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit kolorektal. Makanan cepat saji dan konsumsi daging olahan juga dapat menjadi faktor risiko.
  • Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol: Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol, yang sering dimulai pada usia muda, dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengembangkan penyakit kolorektal.
  • Obesitas: Berat badan yang berlebihan atau obesitas telah terbukti meningkatkan risiko penyakit kolorektal. Remaja yang tidak aktif secara fisik dan memiliki pola makan buruk lebih berisiko mengalami obesitas.
  • Kondisi medis tertentu: Penyakit radang usus, seperti kolitis ulserativa atau ** penyakit Crohn**, dapat meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal pada anak-anak dan remaja.

Diagnosa dan Pengobatan Kanker Kolorektal pada Anak Gen Z

Penting untuk segera mendeteksi penyakit kolorektal pada tahap awal agar pengobatan dapat dilakukan dengan efektif. Untuk diagnosis, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk:

  • Endoskopi: Prosedur ini untuk memeriksa lapisan dalam usus besar dan rektum menggunakan kamera kecil yang dimasukkan melalui anus.
  • Kolonoskopi: Ini adalah prosedur yang lebih mendalam untuk melihat usus besar dan mengambil sampel jaringan yang mencurigakan untuk dianalisis.
  • Tes darah: Tes darah dapat membantu mendeteksi tanda-tanda infeksi atau peradangan serta mengidentifikasi adanya anemia akibat perdarahan.
  • Pencitraan: CT scan atau MRI dapat digunakan untuk memeriksa seberapa jauh kanker menyebar.

Jika penyakit  kolorektal terdeteksi, pengobatan biasanya melibatkan operasi. Kemoterapi, radioterapi, atau terapi target, tergantung pada stadium kanker dan kondisi kesehatan pasien.

Pencegahan Kanker Kolorektal pada Anak Gen Z

Mencegah penyakit  kolorektal dimulai dengan memperbaiki gaya hidup. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko penyakit  kolorektal pada anak-anak dan remaja:

  • Diet sehat: Mengonsumsi makanan yang kaya serat, seperti buah, sayuran, dan biji-bijian, serta menghindari makanan yang tinggi lemak dan olahan. Hal ini dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan.
  • Olahraga teratur: Anak-anak dan remaja yang aktif secara fisik lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan obesitas dan penyakit  kolorektal.
  • Hindari merokok dan alkohol: Menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan mengonsumsi alkohol akan mengurangi risiko terkena penyakit  kolorektal.
  • Memeriksakan kesehatan secara rutin: Mengunjungi dokter secara rutin untuk pemeriksaan fisik dan deteksi dini. Hal ini dapat membantu mencegah kanker atau menemukan masalah kesehatan lainnya sejak dini.

Kesimpulan

penyakit  kolorektal pada anak-anak dan remaja, terutama generasi Gen Z, semakin menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir. Dengan mengenali gejala-gejala yang perlu diwaspadai dan memahami penyebab utama dari penyakit ini. Para orang tua dan remaja dapat lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan mereka. Mengubah gaya hidup, seperti mengadopsi pola makan sehat dan aktif secara fisi. Hal ini dapat membantu mencegah penyakit  kolorektal di kalangan anak-anak Gen Z. Deteksi dini melalui pemeriksaan medis sangat penting untuk meningkatkan peluang pemulihan dan menghindari komplikasi lebih lanjut.

88asia

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*