Raksasa Ojol Ini Dulu Cabut dari RI, Sekarang Jadi Ancaman Driver

Jadi Ancaman Driver, Masih ingat Uber, perusahaan transportasi online yang sempat berkiprah di jalanan Indonesia – hingga tahun 2018? Raksasa transportasi online itu kini memimpin revolusi taksi tanpa sopir (robotaxi) di Amerika Serikat (AS). Menggandeng anak perusahaan Google yakni Waymo, Uber memperluas layanan robotaxi di Atlanta, setelah sebelumnya hadir di Austin, Texas.

Jadi Ancaman Driver

Raksasa Ojol Ini Dulu Cabut dari RI, Sekarang Jadi Ancaman DriverLayanan ini menggunakan mobil listrik Jaguar I-PACE yang dikemudikan sepenuhnya oleh sistem otomasi tanpa sopir. Tak hanya efisien, pengguna hanya dikenakan tarif setara UberX atau Comfort, tanpa opsi memberikan tip. Dengan kata lain, ini akan menjadi era ancaman bagi para supir atau driver taksi online karena posisi mereka mulai diganti teknologi.

Raksasa Ojol Ini Dulu Cabut dari RI, Sekarang Jadi Ancaman Driver

Masih ingat dengan Uber? Perusahaan transportasi online asal Amerika Serikat ini pernah beroperasi di Indonesia sejak 2014 dan menjadi salah satu pionir dalam layanan ojek dan taksi online. Namun, pada 2018, Uber memutuskan hengkang dari pasar Indonesia setelah menjual operasinya ke Grab. Kini, lima tahun setelah keluar dari Indonesia, Uber justru memimpin tren baru di industri transportasi global: taksi tanpa sopir atau robotaxi.

Uber di Indonesia: Dari Pemimpin Pasar hingga Mundur

Saat pertama kali hadir di Indonesia, Uber menawarkan kemudahan transportasi dengan harga yang kompetitif. Kehadiran Uber sempat mengguncang industri transportasi konvensional dan memicu pro-kontra di kalangan pengemudi taksi serta ojek pangkalan.

Namun, persaingan yang semakin ketat dan kebijakan lokal yang rumit membuat Uber kesulitan bertahan. Pada Maret 2018, Uber resmi mengumumkan pengunduran diri dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, setelah menjual saham operasinya ke Grab. Banyak pengemudi dan penumpang setia merasa kehilangan, sementara para pesaing seperti Grab dan Gojek semakin mendominasi pasar.

Kembali Bangkit dengan Robotaxi di AS

Meski mundur dari Asia Tenggara, Uber tidak berhenti berinovasi. Di Amerika Serikat, perusahaan ini berfokus mengembangkan teknologi kendaraan otonom, yang kemudian dikenal sebagai robotaxi.

Menurut data dari Uber Advanced Technologies Group (ATG), investasi pengembangan kendaraan otonom sudah dimulai sejak 2015. Pada 2020, Uber akhirnya menjual divisi ATG ke Aurora Innovation, tetapi tetap menjalin kemitraan strategis untuk integrasi teknologi otonom dalam aplikasinya.

Pada 2023, Uber mulai menguji coba layanan robotaxi di beberapa kota besar AS seperti San Francisco, Los Angeles, dan Las Vegas. Taksi tanpa sopir ini dioperasikan melalui kerja sama dengan perusahaan teknologi otonom, seperti Motional dan Aurora. Layanan ini memungkinkan penumpang memesan kendaraan tanpa pengemudi manusia, cukup melalui aplikasi Uber seperti biasa.

Mengapa Robotaxi Menjadi Ancaman bagi Driver?

Hadirnya robotaxi membawa ancaman besar bagi para pengemudi konvensional, termasuk driver Uber sendiri. Berikut beberapa alasannya:

  • Efisiensi biaya: Tanpa harus membayar gaji sopir, perusahaan bisa menekan ongkos operasional dan menawarkan tarif lebih murah.
  • Pengurangan risiko manusia: Kecelakaan akibat kesalahan manusia (human error) dapat diminimalkan dengan teknologi otonom.
  • Layanan 24 jam penuh: Robotaxi bisa beroperasi nonstop tanpa lelah, meningkatkan ketersediaan kendaraan.

Di satu sisi, robotaxi menjanjikan efisiensi dan pengalaman baru bagi konsumen. Namun, di sisi lain, jutaan pengemudi transportasi online berpotensi kehilangan pekerjaan jika teknologi ini diadopsi secara masif.

Seberapa Siap Konsumen Menerima Robotaxi?

Meski teknologi robotaxi terus dikembangkan, penerimaan masyarakat masih menjadi tantangan besar. Survei dari Pew Research Center pada 2023 menunjukkan bahwa hanya 39% warga AS yang merasa nyaman menggunakan kendaraan otonom sepenuhnya. Kekhawatiran terbesar adalah soal keselamatan, keandalan teknologi, serta potensi masalah hukum.

Uber mencoba mengatasi masalah ini dengan melakukan berbagai uji coba ketat, menyertakan operator keselamatan di dalam kendaraan pada tahap awal, dan melibatkan pihak berwenang dalam pengawasan. Selain itu, perusahaan juga terus menyempurnakan sistem navigasi dan sensor agar lebih aman di jalanan yang kompleks.

Masa Depan Uber: Teknologi vs Manusia

Langkah Uber dalam mengembangkan robotaxi menjadi gambaran nyata bagaimana teknologi dapat menggeser peran manusia dalam industri jasa. Beberapa analis memperkirakan bahwa dalam 10—20 tahun mendatang, kendaraan otonom akan mendominasi pasar transportasi di kota-kota besar dunia.

Bagi Uber, ini merupakan peluang besar untuk memperkuat posisi sebagai pemimpin transportasi masa depan. Namun, bagi driver, ini adalah tantangan serius yang harus diantisipasi. Banyak pengemudi yang kini mulai memikirkan diversifikasi pendapatan atau beralih ke pekerjaan lain agar tidak tergantung sepenuhnya pada platform transportasi online.

Pelajaran untuk Indonesia

Kisah Uber menjadi pelajaran berharga bagi pasar transportasi online di Indonesia. Saat ini, Gojek dan Grab masih mengandalkan jutaan driver manusia untuk melayani masyarakat. Namun, perkembangan teknologi global menunjukkan bahwa otomasi transportasi bukan lagi sekadar konsep fiksi ilmiah.

Jika robotaxi mulai diadopsi di Indonesia, berbagai tantangan akan muncul, seperti:

  • Regulasi dan kebijakan keselamatan kendaraan otonom.
  • Kesiapan infrastruktur jalan raya dan kota pintar.
  • Perlindungan dan penyesuaian bagi jutaan pekerja transportasi.

Indonesia perlu memikirkan strategi jangka panjang untuk menghadapi revolusi transportasi ini. Tidak hanya menyiapkan teknologi dan regulasi, tetapi juga menyiapkan program pelatihan ulang (reskilling) dan perlindungan sosial bagi para pekerja terdampak.

Kesimpulan: Uber, Dulu Pergi Sekarang Memimpin

Uber mungkin telah meninggalkan Indonesia sejak 2018, tetapi perjalanannya belum berakhir. Di Amerika Serikat, perusahaan ini terus memperkenalkan inovasi besar yang dapat mengubah wajah transportasi global, yakni robotaxi.

https://idsurvival.com/

https://autopilotmagazine.com/

 

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*