Korut Dan Rusia, Korea Utara (Korut) membela kerja sama militernya dengan Rusia, menyebut aliansi itu sebagai upaya menjaga “perdamaian dan stabilitas” di Asia dan Eropa.
Ketegangan geopolitik global telah mendorong beberapa negara untuk membentuk aliansi baru. Salah satu yang menarik perhatian dunia saat ini adalah penguatan hubungan antara Korea Utara (Korut) dan Rusia. Dua pemimpin Duniakuat,Kim Jong Un dan Vladimir Putin, kini terlihat makin akrab dalam berbagai pertemuan strategis, menandakan era baru kerja sama bilateral yang potensial memengaruhi tatanan global.
Alasan Korea Utara dan Rusia Bergabung
Beberapa faktor utama yang mendorong Kim Jong Un dan Putin menyatukan tenaga antara lain:
- Isolasi Internasional
Korea Utara dan Rusia sama-sama mengalami tekanan dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan sekutunya. Sanksi ekonomi dan blokade diplomatik mendorong kedua negara untuk saling mendukung. - Kepentingan Militer dan Teknologi
Kerja sama militer menjadi pilar utama dalam hubungan ini. Rusia membutuhkan tenaga kerja dan dukungan politik, sementara Korea Utara mendapat akses teknologi pertahanan yang lebih canggih. - Ekonomi dan Energi
Korut membutuhkan pasokan energi dan bahan makanan, yang bisa didapatkan dari Rusia. Sebagai imbalan, Rusia mendapatkan dukungan politik dan bahkan logistik dari Korea Utara.
Pertemuan Strategis Kim Jong Un dan Putin
Pertemuan terbaru antara Kim Jong Un dan Vladimir Putin terjadi dalam suasana penuh simbolisme politik. Mereka membahas:
-
Aliansi strategis di Asia Timur
-
Kemungkinan ekspor senjata
-
Bantuan ekonomi dan kemanusiaan dari Rusia
-
Pengaruh terhadap Ukraina dan Taiwan
Pernyataan bersama yang dirilis usai pertemuan menyebutkan bahwa mereka siap memperluas kerja sama di berbagai bidang sebagai bagian dari perlawanan terhadap dominasi Barat.
Dampak Global dari Aliansi Korut-Rusia
Koalisi ini memunculkan reaksi keras dari komunitas internasional. Banyak analis menilai bahwa penguatan hubungan Korea Utara dan Rusia bisa menimbulkan:
-
Ketegangan baru di Semenanjung Korea
-
Perubahan keseimbangan kekuatan di Asia-Pasifik
-
Risiko proliferasi senjata nuklir
-
Percepatan konflik Ukraina
Namun, dari sudut pandang Pyongyang dan Moskow, kerja sama ini adalah bentuk “melawan ketidakadilan global” yang mereka anggap dimonopoli oleh kekuatan Barat.
Kesimpulan
Bergabungnya Korea Utara dan Rusia, serta sinergi Kim Jong Un dan Vladimir Putin, menandai babak baru dalam peta kekuatan global. Dunia kini menyaksikan terbentuknya poros kekuatan alternatif yang menantang dominasi lama. Situasi ini membutuhkan kewaspadaan dari semua pihak demi menjaga stabilitas dan perdamaian dunia.