Mark Zuckerberg Menyerah, Uang Rp 130 Triliun Melayang

Mark Zuckerberg Menyerah, Mark Zuckerberg memilih jalan damai ketimbang duduk di kursi saksi dan mempertahankan reputasi pribadinya. CEO Meta bersama sejumlah mantan dan petinggi perusahaan lainnya sepakat menyelesaikan gugatan pemegang saham yang menuntut ganti rugi hingga US$ 8 miliar atau sekitar Rp 130 triliun akibat skandal pelanggaran privasi pengguna Facebook. Zuckerberg dan Sandberg awalnya dijadwalkan untuk bersaksi masing-masing pada hari Senin dan Rabu. Persidangan ini rencananya akan berlangsung hingga pekan depan.

Mark Zuckerberg Menyerah

Mark Zuckerberg Menyerah, Uang Rp 130 Triliun MelayangZuckerberg dan Sandberg awalnya dijadwalkan untuk bersaksi masing-masing pada hari Senin dan Rabu. Persidangan ini rencananya akan berlangsung hingga pekan depan. Ini adalah kali kedua Zuckerberg absen bersaksi di pengadilan. Pada 2017, Facebook membatalkan rencana penerbitan saham baru yang akan memperkuat kendali Zuckerberg, hanya seminggu sebelum ia dijadwalkan bersaksi di Court of Chancery.

Pendahuluan

Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Meta (perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp), dikenal sebagai sosok yang visioner dan tak mudah menyerah. Namun, dunia teknologi baru-baru ini dikejutkan oleh kabar bahwa Zuckerberg memutuskan untuk menghentikan salah satu proyek ambisiusnya yang telah menghabiskan dana sekitar $8,5 miliar atau sekitar Rp130 triliun. Keputusan ini menimbulkan banyak pertanyaan: proyek apa yang gagal? Mengapa Zuckerberg menyerah? Apa dampaknya bagi masa depan Meta?

Artikel ini akan mengupas tuntas situasi ini, termasuk latar belakang proyek yang dimaksud, alasan kegagalannya, serta pelajaran yang bisa diambil dari keputusan besar ini.


Proyek Metaverse: Ambisi Besar yang Tak Tercapai

Apa itu Metaverse?

Pada tahun 2021, Meta mengganti nama dari Facebook Inc. menjadi Meta Platforms Inc. sebagai bentuk komitmen terhadap masa depan dunia digital: metaverse. Metaverse digambarkan sebagai dunia virtual tiga dimensi di mana orang dapat bekerja, bermain, dan berinteraksi menggunakan avatar. Zuckerberg menyebutnya sebagai “masa depan internet.”

Investasi Masif

Sejak saat itu, Meta menggelontorkan dana besar-besaran ke divisi Reality Labs, yang fokus pada pengembangan perangkat keras seperti Oculus (VR headset), serta software dan layanan metaverse. Pada tahun 2021 saja, Meta dilaporkan merugi lebih dari $10 miliar di sektor ini. Sampai pertengahan 2025, total kerugian diperkirakan mencapai lebih dari $45 miliar.

Namun, perhatian media tertuju pada salah satu inisiatif besar Meta yang dikabarkan dihentikan: pengembangan Horizon Worlds, dunia virtual andalan mereka yang sepi pengguna dan kurang mendapat respons positif.


Mengapa Mark Zuckerberg Menyerah?

1. Kurangnya Minat Pengguna

Meski telah digembar-gemborkan, metaverse belum mampu menarik perhatian pengguna umum. Data menunjukkan bahwa kurang dari 200.000 pengguna aktif bulanan mengakses Horizon Worlds, angka yang jauh dari target Meta sebesar 500.000.

Banyak pengguna mengeluhkan grafis yang tidak menarik, pengalaman bermain yang membosankan, serta tidak adanya alasan kuat untuk “tinggal” di metaverse.

2. Persaingan Teknologi AI

Sejak 2023, dunia teknologi diguncang oleh ledakan kecerdasan buatan (AI). Perusahaan seperti OpenAI, Google, dan Microsoft berlomba mengembangkan AI generatif yang digunakan secara luas oleh publik. Meta pun mulai mengalihkan fokus ke pengembangan AI pribadi, chatbot, dan teknologi berbasis LLM (large language model).

Dalam wawancara terakhir, Zuckerberg mengatakan bahwa Meta tidak akan sepenuhnya meninggalkan metaverse, tapi “mengurangi skala dan prioritas untuk fokus ke AI.”

3. Tekanan dari Investor

Investor besar mulai gelisah melihat pembakaran uang di proyek metaverse tanpa hasil nyata. Saham Meta sempat terpuruk pada 2022 karena kekhawatiran ini. Tekanan dari pemegang saham membuat Meta harus realistis dan melakukan restrukturisasi strategi bisnis.


Uang Rp130 Triliun Melayang: Rinciannya

Pengeluaran Utama Meta untuk Metaverse

Tahun Kerugian Reality Labs (dalam USD) Keterangan
2021 $10,2 miliar Tahun pertama Meta fokus ke metaverse
2022 $13,7 miliar Penambahan proyek Horizon dan perangkat keras
2023 $15,1 miliar Puncak investasi sebelum AI mulai naik daun
2024 ~$6 miliar (hingga Q3) Mulai pengurangan skala proyek
Total $45 miliar (setara Rp700+ triliun) Termasuk pengembangan, promosi, dan infrastruktur

Namun, dari jumlah tersebut, sekitar $8,5 miliar (Rp130 triliun) dianggap sebagai dana yang dihabiskan khusus untuk proyek Horizon Worlds dan perangkat VR yang kini dikurangi skalanya atau dihentikan.


Apa Dampaknya bagi Meta dan Dunia Teknologi?

Dampak untuk Meta

  • Perubahan Strategi: Meta kini fokus mengembangkan AI, termasuk chatbot untuk WhatsApp, Instagram, dan Facebook.

  • Pemangkasan SDM: Ribuan pegawai di divisi Reality Labs telah dirumahkan sejak awal 2024.

  • Pemulihan Saham: Setelah pengalihan fokus, saham Meta mulai pulih dan naik kembali.

Dampak untuk Dunia Teknologi

  • Pelajaran dari Kegagalan: Meski ambisius, proyek teknologi besar harus realistis dan berbasis pada permintaan pasar.

  • Perhatian Beralih ke AI: Keputusan Zuckerberg mempertegas bahwa masa depan teknologi jangka pendek lebih menjanjikan di bidang AI daripada metaverse.

  • Revolusi Produk: AI kini menjadi inti dari produk digital, dari layanan pelanggan hingga konten media sosial.


Tanggapan Publik dan Pakar

Reaksi Investor

Sebagian besar investor menyambut baik langkah Meta. “Lebih baik rugi sekarang daripada terus bakar uang,” kata seorang analis pasar dari Bloomberg.

Pendapat Teknolog

Pakar teknologi melihat keputusan ini sebagai bukti bahwa disrupsi teknologi butuh waktu dan kesabaran, namun tetap harus disesuaikan dengan realita.


Apakah Metaverse Akan Mati?

Belum tentu. Meski Meta memangkas proyeknya, perusahaan lain seperti Apple dan Microsoft masih menjelajahi teknologi realitas campuran (AR/VR). Apple Vision Pro, misalnya, menawarkan pendekatan berbeda dengan menggabungkan dunia nyata dan virtual.

Selain itu, teknologi blockchain, NFT, dan Web3 masih mendukung ekosistem metaverse dalam format yang berbeda.

Mark Zuckerberg sendiri mengatakan bahwa metaverse masih bagian dari visi jangka panjang, namun saat ini Meta harus fokus pada teknologi yang lebih menjanjikan dalam waktu dekat.


Kesimpulan

Kabar bahwa Mark Zuckerberg menyerah dalam proyek metaverse bukan sekadar berita bisnis biasa. Ini mencerminkan betapa cepatnya dunia teknologi berubah dan menuntut adaptasi. Uang Rp130 triliun mungkin melayang, tetapi keputusan ini bisa menyelamatkan Meta dari kerugian yang lebih besar.

https://autopilotmagazine.com/

https://ivacationinyourhell.com/

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*